
Tidak Berdinding Kayu Lagi, Revitalisasi PKBM Anggrek Meratus Jadi Harapan Masyarakat
Banjar, Ditjen Vokasi PKPLK - Kondisi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Anggrek Meratus, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan semakin membaik melalui program Revitalisasi Satuan Pendidikan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Di awal Oktober 2025, progres revitalisasi PKBM ini sudah mencapai 64%.
PKBM Anggrek Meratus merupakan harapan di Desa Sungai Pinang. Tidak adanya sekolah formal setara SMA di desa tersebut membuat masyarakat memilih untuk meneruskan pendidikan di PKBM. Sebagai bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto, revitalisasi di PKBM Anggrek Meratus meliputi seluruh bangunan dengan dua ruang kelas.
“Sebelumnya ruang belajar sangat tidak layak untuk pembelajaran. Saat ini masyarakat pun lebih antusias terhadap pembangunan PKBM,” terang Pimpinan PKBM Anggrek Meratus, Dicky Wahyu Cahyo.
Dicky menjelaskan bahwa sebelumnya dinding PKBM hanyalah papan kayu yang tidak kokoh dengan atap yang sering bocor. Jika hujan lebat, pembelajaran pun harus ditunda. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang tidak menjadi maksimal.
“Dengan adanya renovasi ini, kami pun bisa lebih banyak menampung murid. Karena sebelumnya ruang kelas lebih sempit,” ujar Dicky
Akses yang Sulit tetapi Tetap Optimal
PKBM Anggrek Meratus berada di letak geografis yang sulit dan jarak yang cukup jauh. Pembangunan PKBM ini bukan tanpa kendala. Sering kali pendistribusian bahan-bahan material terkendala, tetapi ini bukan berarti tak maksimal. Panitia PKBM Anggrek Meratus melakukan segala upaya untuk mengoptimalkan revitalisasi ini.
Ketua Panitia Revitalisasi PKBM Anggrek Meratus, Dony, mengungkapkan bahwa renovasi PKBM memanfaatkan sumber daya lokal.
“Untuk kayu kami beli dari warga sekitar sehingga turut membantu ekonomi masyarakat pula. Sementara untuk bahan-bahan material kami beli di kota,” terang Dony.
Dari sisi masyarakat, Nur Kamilah, sebagai ibu wali murid pun sangat terbantu dengan adanya revitalisasi ini agar anaknya bisa belajar lebih tenang. Menurutnya, program ini tidak hanya berdampak murid, tetapi juga kepada orang tua. Kamilah percaya setiap orang tua ingin pendidikan yang layak untuk anak. Dengan fasilitas yang mumpuni, maka pembelajaran pun akan lebih menyenangkan.
Kamilah bercerita bahwa anaknya menempuh pendidikan pesantren tradisional di Martapura. Akan tetapi, ia pun ingin anak mendapatkan pendidikan setara SMP. Oleh karena itu, setiap minggu anak sulungnya pulang ke rumah dan melakukan pembelajaran tatap muka di PKBM Anggrek Meratus.
“Saya ingin anak saya mendapatkan ilmu dunia akhirat. PKBM yang dibangun kembali ini membuat anak saya semangat untuk belajar di sini,” ungkap Kamilah. (Zia/NA)